ResensiMilea : Suara dari Dilan. Putus Cinta Bukan Akhir Segalanya. Judul Novel : Milea Suara dari Dilan. Penulis : Pidi Baiq. Tebal : 357 halaman. Pidi Baiq adalah penulis buku dan novel, dosen, ilustrator, komikus, musisi, dan pencipta lagu yang lahir di Bandung, 8 Agustus 1972. Namanya mulai dikenal melalui grup band The Panas Dalam yang
8 Contoh Resensfi Buku Novel Fiksi Dilan 1990. Identitas Buku. Penulis: Pidi Baiq. Judul Buku: Dilan 1990. Penerbit Buku: Pastel Books. Tebal Halaman: 332 hlm. Nomor Edisi: ISBN 978 - 602 - 7870 - 41 - 3. Sinopsis Novel Dilan 1990. Novel Dilan 1990 menceritakan kisah tentang kisah kasih remaja sekolah tahun 90an.
PidiBaiq dan Vanesha Prescilla saat launching novel "Milea Suara dari Dilan", Sabtu (17/9), di Bandung . Novel Milea Suara dari Dilan karya Pidi Baiq menceritakan kisah Milea dan Dilan. Secara garis besar, cerita dalam novel ini sama dengan dua novel sebelumnya, yaitu Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1991. Bedanya, dua novel sebelumnya menggunakan
Pidi Baiq dalam Milea: Suara dari Dilan, hal. 21) Selain Milea dan keluarga Dilan, novel Milea: Suara dari Dilan juga menceritakan bagaimana awal mula Dilan bergabung di Geng Motor bersama Burhan dan bagaimana Dilan bisa berteman dengan Anhar. "Dan orang yang memanggilku itu kelak aku kenal sebagai Anhar yang suka bawa belati kemana-mana
IdentitasNovel. Judul Buku: Milea; Suara Dilan Penulis: Pidi Baiq Penerbit: Pastel Books Tebal Buku: 360 halaman Tahun Terbit: 2016. Sinopsis. Novel satu ini adalah kelanjutan dari dua novel sebelumnya dengan judul Dilan, Dia Dilanku Tahun 1990 serta Dilan, Dia Dilanku Tahun 1991.
kxlAjK. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PenulisPidi Baiq Tahun terbit2016Jumlah halaman360 Nomor ISBN978-602-0851-56-3 NovelMilea,suara dari Dilan adalah sebuah novel bertema percintaan karya Pidi Baiq yang di terbitkan pada tahun tersebut adalah sekuel dari novel Dilan,dia adalah Dilanku 1990 dan dia adalah Dilanku dua novel sebelumnya karya tersebut di adaptasi kedalam film Milea,suara dari Dilan pada 13 Februari novel Milea,suara dari Dilan mendapat penghargaan Writer Of The Year kepada Pidi tentang masa kecil Dilan yang sangat menyenangkan,dia suka pergi ke sekolah menggunakan sepeda,tapi setelah SMA dia lebih sering menggunakan motor dan sering nongkrong di warung kang Ewok bersama teman temannya,selain di warung kang Ewok dia juga sering nongkrong di warung bi Eem,di warung itulah pertama kalinya Dilan mendengar tentang Milea,dan Dilan menyukainya dia melakukan banyak cara untuk mendekati Milea,pada akhirnya mereka pun mereka ketika berpacaran di penuhi dengan keromantisan dan kekonyolan Dilan,sampai suatu saat mereka putus yang di sebabkan kesalah pahaman,mereka bertemu kembali saat acara reuni SMA,dan Dilan juga kehilangan ayahnya ketika melanjutkan sekolahnya di perguruan Milea,suara dari Dilan adalah sebuah novel yang bertemakan percintaan yang di tokoh kan oleh Dilan dan memiliki sifat konyol,penyayang,perhatian,dan setia kawan,sedangkan Milea memiliki sifat lembut,penyayang,perhatian,dan ini berlatar di rumah,pinggir jalan,dan di sekolah dengan alur cerita yang terstruktur dan bertahap,gaya bahasa di novel ini sedikit tercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa keseluruhan novel ini memiliki cerita yang jelas dan terstruktur,alur dan konflik ceritanya sangat natural,puisi yang di selipkan di beberapa halaman juga menarik,dan covernya yang kekinian,sedangkan kekurangan novel ini ada pada penggunaan beberapa kata-kata kasar/umpatan,penggunaan kata-kata yang sulit di mengerti di beberapa kalimat,ada beberapa adegan yang tidak di jelaskan,dan endingnya yang terjadi begitu saja. Novel Milea,suara dari Dilan sangat cocok dan di rekomendasikan untuk dewasa terutama remaja. Lihat Book Selengkapnya
UNTUK LIA Jeruk sudah dikupas, tetapi belum kumakan, karena aku menunggu Lia. Segelas lemon tea, untuk berdua, Aku menunggu kapankah Lia tiba. Dan kaus kaki, masih baru, jangan sampai Lia merasa kedingainan. Jangan kuatir, jaketnya adalah aku sendiri, untuk Lia Dilan,1991 Kali ini saya akan me-review novel karya Pidi Baiq judulnya MILEA "Suara dari Dilan". Ini merupakan novel yang menceritakan kisah yang sama dalam novel sebelumnya DILAN "Dia Dilanku tahun 1990" dan novel lanjutannya DILAN2 "Dia Dilanku tahun 1991" , namun dalam sudut pandang yang berbeda. Kalau di dua novel sebelumnya, penulis menceritakan kisahnya dalan sudut pandang tokoh perempuannya yaitu Milea, namun pada novel ini penulis menuliskannya dalam sudut pandang Dilan. Bagi yang belum mengetahui cerita di dua novel sebelumnya bisa dibaca reviewnya disini. Di dalam novel ini kita diajak untuk memahami kondisi dan perasaan yang dirasakan oleh seorang Dilan. Bisa dibilang dalam novel ini si Dilan yang menceritakan seorang Milea dalam pandangannya dan mengklarifikasi apa yang telah ia lakukan pada cerita sebelumnya yang sudah dicertakan oleh Milea. Pembaca sangat disarankan membaca dua novel sebelumnya jika ingin membaca novel ini, karena penulis tidak terlalu banyak menceritakan ulang apa yang sudah diceritakan di dua novel sebelumnya. Secara garis besar, penulis masih menceritakan keromantisan hubungan Dilan dan Milea saat mereka pacaran, sangat romantis dan terkadang membuat para pembacanya terbawa perasaan, ditambah lagi dengan gurauan Dilan yang suka nyeleneh namun cukup menghibur. namun dalam sisi yang berbeda. Dan disini saya akan menceritakan apa saja yang Dilan ceritakan dalam novel ini. Saat Dilan memberikan memberiakan hadiah TTS yang sudah diisi semua, disini Dilan menjelaskan alasannya memberikan hadiah tersebut. Dan juga hadiah lainnya yang diberikan lewat tukang sayur, tukang koran, dan lainnya yang sangat unik. Dilan juga memberikan pandangan berbeda tentang Geng motornya yang dianggap Milea sebagai sesuatu yang buruk dan memintanya untuk menjahuinya. Dilan memberikan jawaban mengapa dia masih mempertahankan pergaulannya dengan Geng Motor tersebut. Lalu, dalam novel ini juga Dilan menggambarkan bagaimana sosok kedua orang tuanya dan kedekatan Dilan pada keluarganya khususnya Bundanya. Dan yang sangat ditunggu adalah saat-saat hubungan mereka mulai tidak baik ketika kematian teman satu geng motonya, Akew, yang membuat Milea Khawatir jika Dilan akan bernasib sama seperti temannya kalau ia masih bergabung dengan Gengnya tersebut. Disini Dilan menceritakan bagaimana perasaannya ketika itu, saat Milea mulai seperti memberikan pelajaran untuknya dengan cara mengacuhkannya, lalu bundanya yang juga ikut memarahinya di tambah lagi ayahnya yang juga memberi hukuman kepada Dilan dengan menyuruhnya tinggal di rumah temannya selama beberapa hari. Disitulah Dilan merasa seperti tak ada lagi orang yang bisa menumpahkan segala unek-uneknya. Disinilah Dilan diuji dari segala arah. Dan akhirnya hubungan Dilan dan Milea pun tak dapat bertahan. Disini pastinya pembaca sanag menyayangkan hal tersebut terjadi. Dan yang paling seru, Dilan menceritakan bertapa sulitnya melupakan Milea, bertapa ia sangat rindu kepadanya, bagaimana perasaan Dilan yang berusaha kuat dan tetap mempertahankan harga dirinya. Rasa rindu yang tak dapat terbendung hingga beberapa lamanya. Sebagai penambah keseruan cerita, Dilan juga merasakan kesedihannya saat di tinggal Ayahnya. Ia mengambarkan perasaanya saat itu. Lalu ditambah lagi perjalanannya dalam mencari perguruan tinggi di jogja yang diwarnai perasaan rindu kepada Lia dalam rindu Lia. Dilan juga menceritakan bagaimana perasaanya saat bertemu tanpa sengaja dengan Milea ketika ia magang di sebuah perusahaan di Jakarta. Rasa rindu tersebut sempat muncul namun, sayangnya Milea sudah dimiliki orang lain, disini saya yakin pembaca masih berharap mereka kembali. Sampai akhirnya, Dilan bertemu dengan Lia saat melayat guru SMAnya. Saat itulah rasa rindu akan kenangan besama Lia muncul kembali. Dan mereka pun saling mengobrol dan bercerita, hingga mereka menyadari bahwa ada kesalahpahaman diantara mereka. Para pembaca mungkin akan terbawa emosinya saat membaca cerita ini, dan menyayangkan mengapa hal ini besa terjadi. Kalau saja tidak ada kesalahpahaman diantara mereka saat itu, mungkin cerita romantis mereka bakal berlanjut, namun takdir menentukan yang lain. Kerinduan berlanjut saat Dilan menguatkan diri untuk menelepon Lia. Mereka saling meluapkan kerinduannya ditambah lagi lelucon Dilan yang menghangatkan suasana. Pembaca pasti sedih membacanya, ada rasa menyesal, menyayangkan, tak menduga, "ah kenapa harus gini", "ah kenapa harus gitu".sedih deh bacanya. Seperti mereka masih ada "rasa" namun kenyataan tak sejalan karena mereka sudah "terlanjur" memiliki yang Aku rindu. Dilan, kamu dimana, Dilan? Sini!!! Milea Adnan Husein, 1991
resensi novel milea suara dari dilan