DaftarBerat Jenis Material Bangunan | Proyek Sipil No Nama Material Berat jenis 1 Pasir 1400 kg/m3 2 Kerikil, Koral, Split (kering/lembab) 1800 kg/m3 3 Tanah, Lempung (kering/lembab) 1700 kg/m3 4 Tanah, Lempung (basah) 2000 kg/m3 5 Batu Alam 2600 kg/m3 6 Batu Belah, Batu Bulat, Batu Gunung 1500 berat m3 ke ton batubara - Pemasok dan Manufactuer BeberapaJenis Makanan Rendah Kalori. Berikut ini adalah beberapa contoh makanan rendah kalori yang baik dikonsumsi untuk menjaga berat badan: 1. Sayuran dan buah. Manfaat buah dan sayuran bagi kesehatan tubuh tentu tidak perlu diragukan lagi. Tak hanya rendah kalori, dua jenis makanan ini juga kaya akan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Jenisbatubara ini hanya memiliki 40 - 60 % karbon dan kandungan energinya 19 - 26 MJ/Kg. Meskipun memiliki sedikit karbon, sub-bituminous memiliki tekstur lebih padat daripada lignite sehingga berat jenisnya juga lebih berat dibandingkan lignite. Hal itulah yang menyebabkan sub-bituminous memiliki energi lebih banyak. Semakintinggi kadar abu pada jenis batubara yang sama, semakin rendah nilai kalorinya. D. Kandungan Belerang (Sulfur) Sulfur yang ada secara alamiah akan membentuk asam sulfat yang akan mempercepat terjadinya korosi pada alat angkut yang terbuat dari besi, roda-roda pada belt conveyor, alat penggiling batubara dan alat penyortir Merupakanjenis batubara yang paling rendah peringkatnya, mudah rapuh, lunak, memiliki kadar air tinggi (10-70%), dan nilainya kalorinya <7000 kalori gram. Jenis ini terdiri dari batubara energi rendah lunak (soft brown coal), dan batubara struktur kayu. 2. Batubara Energi Tinggi (Hard Coal) Jenis batubara ini peringkatnya lebih tinggi dari brown coal, kompak, sulit rapuh, bersifat lebih keras, memiliki kadar air relatif rendah, struktur kayu tidak tampak, relatif tahan terhadap kerusakan Ty0GGD. ArticlePDF AvailableAbstractDetermining Calory Value of Coal With Calorimeter Parr 6200 Coal is a source of energy utilized by the process of making cement. This type of coal determines the quality and calorific value of the coal. Determination of calorific value on coal is done by using calorimeter. Coal types studied were A and B coal mixture with ratio 8020, 7030, 6040, and 5050. The results showed that the mixture of A and B coal with a ratio of 8020, 7030, 6040, and 5050 can be used for combustion in the manufacture of cement in the furnace because it has a calorific value above 6000 in accordance with the standards of the cement factory . Water content affects the calorific value of coal, the higher of moisture content, the lower the heating Coal, Calorimeter, Heat valueABSTRAK Batubara merupakan sumber energi yang dimanfaatkan oleh proses pembuatan semen. Jenis batubara menentukan kualitas dan nilai kalor dari batubara tersebut. Penentuan nilai kalor pada batu bara dilakukan dengan menggunakan kalorimeter. Jenis batubara yang diteliti yaitu Campuran batubara A dan B dengan perbandingan 8020, 7030, 6040, dan 5050. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran batubara A dan B dengan perbandingan 8020, 7030, 6040, dan 5050 dapat digunakan untuk pembakaran dalam pembuatan semen di tanur bakar karena memiliki nilai kalori diatas 6000 sesuai dengan standar perusahan pabrik semen. Kadar air mempengaruhi nilai kalori batubara, yaitu semakin tinggi kadar air semakin rendah nilai Kunci Batu Bara, Kalorimeter, nilai kalor Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. PENETAPAN NILAI KALORI DALAM BATUBARA DENGAN KALORIMETER PARR 6200 Finda Pratiwi Istomo1*, Ameylia Tristiasti2 1 Program Studi Kimia, Universitas Nusa Bangsa JL. Sholeh Iskandar Km. 4, Cimanggu, Tanah Sareal, Bogor 16166 2Laboratorium Batubara QARD Indocement Tunggal Prakarsa, Jalan Mayor Oking, Citeureup, Kabupaten Bogor *e-mail pratiwifinda31 ABSTRACT Determining Calory Value of Coal With Calorimeter Parr 6200 Coal is a source of energy utilized by the process of making cement. This type of coal determines the quality and calorific value of the coal. Determination of calorific value on coal is done by using calorimeter. Coal types studied were A and B coal mixture with ratio 8020, 7030, 6040, and 5050. The results showed that the mixture of A and B coal with a ratio of 8020, 7030, 6040, and 5050 can be used for combustion in the manufacture of cement in the furnace because it has a calorific value above 6000 in accordance with the standards of the cement factory . Water content affects the calorific value of coal, the higher of moisture content, the lower the heating value. Keywords Coal, Calorimeter, Heat value ABSTRAK Batubara merupakan sumber energi yang dimanfaatkan oleh proses pembuatan semen. Jenis batubara menentukan kualitas dan nilai kalor dari batubara tersebut. Penentuan nilai kalor pada batu bara dilakukan dengan menggunakan kalorimeter. Jenis batubara yang diteliti yaitu Campuran batubara A dan B dengan perbandingan 8020, 7030, 6040, dan 5050. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran batubara A dan B dengan perbandingan 8020, 7030, 6040, dan 5050 dapat digunakan untuk pembakaran dalam pembuatan semen di tanur bakar karena memiliki nilai kalori diatas 6000 sesuai dengan standar perusahan pabrik semen. Kadar air mempengaruhi nilai kalori batubara, yaitu semakin tinggi kadar air semakin rendah nilai kalor. Kata Kunci Batu Bara, Kalorimeter, nilai kalor PENDAHULUAN Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Batu bara merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, terutama dari sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan karbon Carboniferus Period dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 290 juta sampai 360 juta tahun yang lalu. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil Billah, 2010. Batubara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia. Batubara banyak memainkan peran selama berabad-abad, tidak hanya membangkitkan listrik namun juga merupakan bahan bakar utama bagi kegiatan-kegiatan industri seperti industri semen Rendy et al., 2014. Batubara yang digunakan sebagai bahan bakar diharapkan memiliki nilai kalor yang tinggi untuk mendapatkan efisiensi pembakaran Lutfy et al., 2013 Indonesia termasuk negara dengan sumber tambang batu bara terbesar di dunia. Cadangannya diperkirakan 36,3 milyar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar habis batu bara dan mengubahnya menjadi energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Widagdo, 2004. Salah satu pemanfaatan batubara adalah digunakan sebagai bahan bakar di Penetapan Nilai Kalori dalam Batubara dengan Kalorimeter Parr 6200…………………………………………….. 84 Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 7, Juli 2017, 83 – 90 industri-industri, khususnya industri semen. Dalam industri pembuatan semen batubara digunakan sebagai bahan bakar dalam kiln untuk membentuk klinker yang merupakan bahan dasar semen. Secara umum, kegiatan pabrik semen terdiri atas tiga tahap, yaitu penambangan bahan baku, proses produksi semen dan proses pemasaran. Proses produksi secara khusus terdiri dari 4 tahap yaitu penggilingan bahan baku, pembakaran bahan semen, penggilingan akhir dan pengantongan semen. Kegiatan pembakaran dalam proses produksi merupakan proses inti, karena sebagian besar energi diperlukan dalam proses ini Yakub, 2006. Jenis batubara menentukan kualitas dan nilai kalor dari batubara tersebut. Nilai kalor dapat di analisis salah satunya dengan menggunakan alat kalorimeter. Kalorimeter adalah suatu metode yang mempelajari jumlah panas/kalor berdasarkan perubahan temperatur. Kalorimeter bom adalah suatu alat yang digunakan untuk menentukan panas yang dibebaskan oleh suatu bahan bakar dan oksigen pada volume tetap. Jenis batubara yang digunakan tergantung dari nilai kalori yang dipakai dalam industri semen tersebut. Dalam Industri khususnya dalam industri semen nilai kalor yang diperbolehkan umumnya mengikuti aturan dari pabrik tersebut Yakub, 2006. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan yaitu Sampel batubara A, sampel B, sampel batubara campuran A dan B, larutan Na2CO3 0,07 N, indikator Merah Metil 0,02 %, air suling. Peralatan yang digunakan yaitu Neraca digital Sartorius, sudip, wadah sampel, kalorimeter bom Parr 6200, Vessel, buret, labu semprot, cawan petri, oven Fisher 1050C, desikator. Metode 1. Pencampuran Batubara Sampel Batubara dianalisis dengan perbandingan A B 8020, 7030, 6040, dan 5050 kemudian di homogenkan. 2. Penentuan Kadar Air Suhu oven dinaikkan sampai 105 – 1100C. Cawan petri kosong yang kering dan bersih ditimbang bersama tutupnya sampai ketelitian 0,1 mg. Sampel sebanyak ±1,0000 gram ditimbang sampai terbentuk lapisan, tutup dan timbang lagi sampai ketelitian 0,1 mg. Cawan petri berisi sampel dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105o ± 2 selama ± 1 jam. Setelah 1 jam, cawan petri berisi sampel dikeluarkan dari oven dan didinginkan ke dalam desikator. Setelah ±15 menit, cawan petri ditimbang. 3. Penentuan Nilai Kalori Kalorimeter BOMB dengan tekanan gas, regulator, volume air pendingin dan aliran listrik dengan kondisi yang baik. Alat dinyalakan dengan menekan tombol hitam yang ada dibelakang alat Aliran gas oksigen dibuka dengan cara memutar pulp hitam ke kiri. Alat di stabilkan tunggu sampai 20 menit. Sampel ditimbang seberat ± gram ke dalam krusibel. Krusibel ditempatkan pada penyangga elektroda dan atur kawat pemantik tersentuh/kontak dengan sampel. Combustion chamber dengan bomb cap disatukan dengan cara memutar bomb cap ke kanan sampai kencang, dipastikan combustion chamber dan bomb cap sesuai dengan pasangannya. Vessel diisi gas oksigen hingga tekanan maksimum 30 atm tekan tombol FILL. Vessel dimasukkan ke dalam bomb bucket dan isi dengan 2 liter aquadest dari pipet tank. Elekroda pada terminal nut dimasukan dan pastikan kedua elektroda tersebut terkoneksi dengan terminal nut. Bomb bucket lid dipastikan tertutup rapat, tombol [START] ditekan, kemudian dipilih ID bomb dan dimasukkan berat sampel. Sampai proses analisis selesai dan dicatat hasil analisis. Bomb bucket yang berisi vessel dikeluarkan dari bomb jacket. Gas CO2 dibuang dengan cara memutar knop yang berada di bomb cap. Bagian dalam bomb dibilas dengan air. Semua kawat yang tidak terbakar dari elektroda dibersihkan dan cuci kepala bomb dengan air. Air cucian dititrasi dengan larutan standard Na2CO3 menggunakan indikator Merah Metil hingga mencapai titik akhir berwarna Orange-Merah. Catat volume penitar. Tombol REPORT ditekan dan dimasukkan nomor contoh. Volume penitar dan Total Sulphur TS %ad dimasukkan. 85 ……………………………………………..Penetapan Nilai Kalori dalam Batubara dengan Kalorimeter Parr 6200 Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 7, Juli 2017, 83 – 90 4. Perhitungan Analisis Kadar Air % Kadar Air = Keterangan A = Bobot contoh gram B = Bobot Cawan kosong gram C = Bobot Cawan + sampel setelah dikeringkan 105o gram Analisis Nilai Kalori CVdb = Keterangan CVdb = Nilai Kalori dalam dry basis cal/gram CVadb = Nilai Kalori dalam air dried basis cal/gram RM = Residual Moisture Kadar Air % Gross Calorivic Value = Keterangan Ee = Energi Equivalen cal/oC ΔT = perbedan temperatur awal dan akhir oC e1 = Koreksi asam cal e2 = Koreksi Fuse cal e3 = Koreksi sulfur cal HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Batubara Hasil analisis kadar air sampel babtubara A dan B dengan perbandingan 8020, 7030, 6040, dan 5050 ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2. Peningkatan kadar air akan mengurangi suhu pembakaran maksimum dan meningkatkan waktu yang diperlukan untuk pembakaran yang sempurna dalam tungku Yuliah et al, 2010. Nilai kadar air dari batubara A dan B tergolong berbeda, dikarenakan kedua batubara tersebut dari jenis yang berbeda. Batubara A memiliki kadar air yang tergolong tinggi, sedangkan untuk B memiliki kadar air yang tergolong rendah. Batubara A ini tergolong jenis sub-bituminus karena memiliki nilai kalor yang rendah dan mengandung banyak air. Batubara B tergolong jenis bituminous karena memiliki nilai kalor yang tinggi serta kandungan airnya yang sedikit. Maka dari itu, dilakukan pencampuran dengan perbandingan 8020, 7030, 6040, dan 5050 yang hasilnya dapat dilihat dari Tabel 2. Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Batu Bara A dan B Keterangan RM Residu Moisture Kadar Air Penetapan Nilai Kalori dalam Batubara dengan Kalorimeter Parr 6200…………………………………………….. 86 Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 7, Juli 2017, 83 – 90 Tabel 2. Hasil Analisis Kadar Air Batu Bara Campuran Dari Tabel 2 didapat hasil dari masing-masing perbandingan campuran batubara A dan B tergolong konstan. Gangguan utama kandungan moisture dalam pembakaran ialah terbuangnya sebagian energi untuk menguapkan air tersebut, baik yang terjadi dalam tungku maupun yang terjadi selama penggerusan. Hilangnya energi ini diperkirakan 0,3 MJ/kg air atau 0,12% dari nilai kalori untuk setiap penguapan 1% air. Sebaliknya, adanya sejumlah tertentu air selama pembakaran sangat berguna dalam mengendalikan NO2 dan pembentukan asap ASTM, 2016. Berdasarkan standar kualitas yang diperbolehkan di Pabrik Semen, batas maksimal nilai kadar air yang diperbolehkan adalah 12%, sedangkan dari Tabel 2 diketahui bahwa nilai kadar air dari masing-masing perbandingan tersebut masuk dalam kualitas pabrik semen. Analisis Nilai Kalor Batubara Nilai kalor dari batubara A dan B tergolong berbeda. Jika pada nilai kadar air batubara A memiliki kadar air yang tinggi namun memiliki nilai kalor yang rendah di banding batubara B. Begitu juga dengan batubara B memiliki nilai kalor yang tinggi dan kadar air yang tergolong rendah. Berdasarkan hasil pada Tabel 4 batubara A B dengan perbandingan 8020, 7030, 6040, dan 5050 menunjukan bahwa nilai kalor yang didapat sesuai dengan standar pabrik semen yang telah ditetapkan. Sebagai bahan bakar, batubara dapat dimanfaatkan untuk mengubah air menjadi uap di dalam suatu ketel uap atau boiler PLTU, untuk membakar bahan pembuat klingker di pabrik semen dan sebagai bahan bakar di industri-industri kecil. Pada hakikatnya, semua batubara dapat dibakar, tetapi dalam pemanfaatan sebagai bahan bakar tertentu perlu dipenuhi berbagai persyaratan tertentu pula, misalnya sebagai bahan bakar di PLTU diperlukan batubara yang mempunyai kandungan ash yang lebih kecil dari 30 % Abdul, 2010. Perbandingan campuran antara batubara AB 87 ……………………………………………..Penetapan Nilai Kalori dalam Batubara dengan Kalorimeter Parr 6200 Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 7, Juli 2017, 83 – 90 Tabel 3. Hasil Analisis Nilai Kalori Batu Bara A dan B Tabel 4. Hasil Analisis Nilai Kalori Batu Bara Campuran Nilai kalor batubara yang dipergunakan sebagai bahan bakar merupakan komponen utama yang harus dipisahkan. Salah satu komponen yang menentukan harga batubara selain dari nilai kalorinya bisa juga dilihat dari nilai ash, sulphur, HGI, dan partikel halus. Pemilihan batubara dengan nilai kalor yang lebih tinggi akan mengurangi biaya penyediaan fasilitas penerimaan, penanganan, dan penggilingan batubara karena jika nilai batubara sesuai dengan spesifikasi perusahaan tersebut maka pembelian batubara akan berkurang dan juga dapat menghemat biaya produksi juga. Reaksi dalam kalorimeter bomb berlangsung pada volume dan tekanan tetap. Tekanan yang ada didalam alat sudah diatur tergantung standar dari masing-masing pabrik semen. Dalam hal ini pabrik semen mengacu pada ASTM D5865 yang menggunakan tekanan pada alat bomb sebesar 20-30atm. Kalorimeter bomb merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menentukan nilai suatu kalor batubara. Nilai kalori batubara yang telah dianalisis menunjukkan bahhwa campuran batubara A & B dengan perbandingan 8020, 7030, 6040, dan 5050 bisa digunakan Perbandingan campuran antara batubara AB Penetapan Nilai Kalori dalam Batubara dengan Kalorimeter Parr 6200…………………………………………….. 88 Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 7, Juli 2017, 83 – 90 dalam proses pembakaran semen karena memiliki nilai kalor diatas 6000 ASTM, 2016. Reaksi yang terjadi dalam wadah bomb Batubara + O2 → Abu + CO2g + H2Og +SO3g + NO2 +Kalori Gangguan utama kandungan moisture dalam pembakaran ialah terbuangnya sebagian energi untuk menguapkan air tersebut, baik yang terjadi dalam tungku maupun yang terjadi selama penggerusan. Hilangnya energi ini diperkirakan 0,3 MJ/kg air atau 0,12% dari nilai kalori untuk setiap penguapan 1% air. Sebaliknya, adanya sejumlah tertentu air selama pembakaran sangat berguna dalam mengendalikan NO2 dan pembentukan asap ASTM, 2016 . Batubara yang digunakan adalah jenis A dan B. Batubara A memiliki nilai kalori yang tergolong rendah, sedangkan untuk batubara B memiliki nilai kalori yang lumayan tinggi. Sehingga akan dihasilkan campuran batubara dengan nilai kalori yang sedang. Pencampuran digunakan sampai perbandingan A B 5050, untuk menjaga kadar sulfur yang tinggi, jika kadar sulfur terlalu tinggi akan menyebabkan coating pada proses pembakaran semen. Proses coating adalah proses pengkerakan yang terjadi didalam kiln dimana pada saat pembuatan semen jika suhu pembakaran semen tidak stabil dapat menyebabkan gas buang yang tinggi. Selain proses coating sulfur dengan kadar yang tinggi juga dapat menyebabkan pengkaratan pada dinding kiln. Penggunaan jenis batubara di dalam plant tergantung atas permintaan dari plant tersebut dan tergantung dari kesanggupan plant mampu atau tidak menerima kandungan dari batubara tersebut. Maka dari itu proses pancampuran batubara dilakukan agar hasil yang didapat bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Selain menetapkan nilai kalori pada berbagai campuran batubara dengan Kalorimeter Bom PARR 6200, dilakukan juga penelitian mengenai hubungan kadar air dengan nilai kalori pada batubara, dan didapatkan grafik seperti pada Gambar 5. 57005800590060006100620063006400650066008020 7030 6040 5050Nilai Kalor Jenis Campuran Batubara AB hv uji hv teori hv uji dbGambar 1. Nilai kalor campuran batubara A dan B 89 ……………………………………………..Penetapan Nilai Kalori dalam Batubara dengan Kalorimeter Parr 6200 Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 7, Juli 2017, 83 – 90 Gambar 5 dan 6 menunjukan bahwa semakin rendah kadar air RM, maka nilai kalori CV semakin tinggi. Hal ini terjadi karena pada saat batubara disemprotkan kedalam kiln kandungan air yang ada didalam batubara tersebut menguap untuk mendapatkan kalor dari batubara itu sendiri, sehingga kalor yang dihasilkan menjadi rendah ataupun sebaliknya. Perbandingan perhitungan dengan teori dilakukan untuk memastikan analisis yang sudah dilakukan benar. Kadar air antara teori dan praktik terjadi perbedaan disebabkan batubara pada kondisi halus sangat peka terhadap kelembaban lingkungan, sehingga batubara sangat cepat menyerap air dan melepas air. Oleh karena itu, untuk memastikan analisis yang dilakukan sesuai dengan nilai sebenarnya, maka perlu dilakukan uji monitoring setiap harinya dengan sampel standar batubara. Penyimpanan sampel batubara juga harus diperhatikan karena batubara bersifat higroskopis dan mudah meyerap air dari udara sekitar. Perhitungan dan praktik kita anggap benar dan batubara dianggap sama ketika dihitung dalam kondisi bebas air nilai kalor yang didapat sama 1500 cal/g, adding binder to the propellant composition increases the heat of combustion. Ammonium nitrate-based propellant has the highest heat of combustion value of 3,788 cal/g. The optimum binder composition in the propellant was 33% w/w. Based on this study, local source of nitrate compounds has potential to be used for development of propellant, especially in Indonesia. Therefore, it can encourage rocket research in Indonesia as a capital for the development of defense equipment to be less expensive.... Senyawa asam sulfat yaitu proses pemanasan didalam tanah yang terurai menjadi H2S yaitu sebagai kandungan keasaman batubara. Pada reaksi dibawah ini Istomo, F. P., & Tristiasti, A., 2017 ...Shima Parameswari Adji Subandrio SubandrioFadliahRiskaviana KurniawatiBatubara merupakan salah satu jenis bahan bakar fosil yaitu batuan sedimen yang mudah terbakar, proses pembentukan batubara berasal dari endapan organik yang merupakan hasil dari dedaunan, batang pohon yang prosesnya dimulai dari pembatubaraan. Susunan batubara terdiri dari karbon, hidrogen dan di Indonesia banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi tetapi kegunaannya masih belum optimal, salah satu faktor belum optimalnya tingginya kadar sulfur batubara yang menyebabkan pencemaran lingkungan dan tidak baik untuk kesehatan masyarakat. Sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas batubara yang dapat ditingkatkan berdasarkan analisis ultimateyang berfokus pada kadar sulfur batubar Untuk peningkatan kualitas batubara salah satunya dapat dilakukan dengan metode flotasi dan dilanjutkan dengan uji kadar metode escha. Variabel yang akan akan di analisis yaitu variasi ukuran partikel 40mesh, 70 mesh dan 100 mesh, dan variasi pH 5,5 dan 6,5. Sehingga diperoleh kadar sulfur batubara yang optimal dengan ukuran partikel 100 mesh pH dengan nilai sulfur batubara YuliahSri SuryaningsihKhoirima UlfiSekam padi, sebagai bahan biomassa yang selama ini dibuang atau dibakar sebagai limbah, merupakan sumber karbon potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Kandungan energinya dapat lebih intensif jika dikemas dalam bentuk yang ringkas dan efisien. Dalam penelitian ini, melalui proses karbonisasi sekam padi dibuat menjadi arang untuk kemudian dikemas dalam bentuk briket. Untuk meningkatkan nilai kalornya diberi campuran arang batok kelapa sebanyak 20%. Tepung tapioka sebagai bahan perekat ditambahkan secara bertahap untuk mendapatkan briket dalam keadaan pejal dengan kandungan nilai kalor maksimum. Penentuan kadar air yang hilang dan nilai volatile matter serta menganalisis pengaruhnya terhadap nilai kalor yang dikandungnya dilakukan untuk mengetahui standar mutu bio-briket yang dihasilkan. Setelah melalui proses kompresi dan pengeringan, diketahui bahwa briket dengan kadar perekat 4% dan 10% memiliki kandungan energi panas tertinggi yaitu sebesar 4132 kJ/ G. SpeightThe Handbook deals with the various aspects of coal analysis and provides a detailed explanation of the necessary standard tests and procedures that are applicable to coal in order to help define usage and behavior relative to environmental issues. It provides details of the meaning of various test results and how they might be applied to predict coal behavior during use. Emphasis is on ASTM standards and test methods but ISO and BSI standards methods are included. Chapter headings are Coal analysis; Sampling and sample preparation; Proximate analysis; Ultimate analysis; Mineral matter; Physical and electrical properties; Thermal properties; Mechanical properties; Spectroscopic properties; Solvent properties; and Pengaruh Nilai Kalori Dan Heat Rate Laju Kalor Batubara Terhadap Efisiensi Termal Pltu-Embalut 2x25 Mw Pt Cahaya Fajar KaltimA HadiW NugrohoZ DianaHadi A, Nugroho W, Z Diana F. 2010. Analisis Pengaruh Nilai Kalori Dan Heat Rate Laju Kalor Batubara Terhadap Efisiensi Termal Pltu-Embalut 2x25 Mw Pt Cahaya Fajar Kaltim. Universitas Mulawarman. Kalimantan Kimia Analitik Dasar. PT GramediaW HarjadiHarjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Low Rank Coal dengan Menggunakan Metode Pemanasan tanpa Kehadiran OksigenA B LutfyA GentaM RachmimoellahK T Dan RomanusNenuLutfy, A. B, Genta, A., M. Rachmimoellah, dan Romanus, K. T. Nenu. 2013. Pengeringan Low Rank Coal dengan Menggunakan Metode Pemanasan tanpa Kehadiran Oksigen. Institut Teknologi Sepuluh nilai kalor batubara peringkat rendah dengan menggunakan minyak tanah dan minyak residuB MustasimMustasim, B. 2007. Peningkatan nilai kalor batubara peringkat rendah dengan menggunakan minyak tanah dan minyak residu, Batubara dalam Penentuan Kualitas Batubara untuk Pembakaran bahan baku semen Di PTRendyRendy et al, 2014. Analisis Batubara dalam Penentuan Kualitas Batubara untuk Pembakaran bahan baku semen Di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, BandungStach's Textbook of Coal PetrologyE StachG H Duncan MurchisonF TaylorZierkeStach, E., Duncan Murchison, G. H. Taylor, F. Zierke. 1982. Stach's Textbook of Coal Petrology, Gebruder Borntraeger, Dan Pemanfaa Batubara Dan Pemanfaatannya. UGM Penyimpanan Pangan. Arcan. Jakarta Widagdo, SR H SyariefHalidSyarief, R. dan H. Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan. Jakarta Widagdo, S. 2004. Batu bara Dilema antara Energi Strategis Nasional atau Komoditi. JAKARTA-Mulai meningkatnya permintaan atas batu bara kalori rendah membuat disparitas harga pasar dengan harga patokan batu bara HPB mulai Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia APBI Hendra Sinadia mengatakan pasar batu bara kalori rendah mulai bergairah kembali. Hal tersebut menyusul impor China yang mulai longgar terhadap batu bara jenis tersebut."Sejak Februari sudah banyak yang masuk [batu bara kalori rendah ke China]. Harusnya itu bisa tecermin di harga batu bara acuan April ya," ujarnya kepada Bisnis, Kamis 14/3/2019.Dia mengatakan pemangkasan kuota produksi yang cukup signifikan dari Indonesia pada tahun ini pun menjadi sentimen positif terhadap harga batu bara. Pasalnya, Indonesia saat ini berstatus eksportir batu bara thermal terbesar dunia. Dia mengungkapkan harga batu bara dengan kalori kcal/kg saat ini sudah menyentuh level US$40 per ton. Adapun beberapa waktu lalu harga batu bara kalori rendah tersebut sempat berada di kisaran US$30 per disparitas harga yang sempat melebar dengan HPB sejak Agustus tahun lalu pun mulai menyempit. Dengan demikian, royalti yang dibayarkan produsen batu bara Indonesia mulai sesuai dengan harga senada diungkapkan CEO PT Arutmin Indonesia Ido Hutabarat. Pemeggang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara PKP2B Generasi I tersebut sejak pertengahan tahun lalu menanggung tambayan biaya royalti akibat disparitas harga tersebut."Kita kan bayar royalti sesuai HPB. Disparitas itu buat Arutmin ada tambahan cost karena kita kebanyakan kalori rendah," disparitas harga tersebut mulai mengecil. Permintaan batu bara kalori rendah ke China pun mulai membaik, termasuk permintaan dari India."China mulai kembali ke normal dan impor dari Indonesia cukup baik," sejak tahun lalu China sebagai importir utama batu bara memperketat prosedur impor batu bara kalori rendahnya. Dengan demikian, terjadi kelebihan pasokan batu bara kalori rendah karena tak terserap pasar ChinaHingga bulan ini, HBA dengan kalori acuan kcal/kg masih sulit keluar dari tren penurunan yang terjadi sejak September ESDM menetapkan HBA Maret 2019 senilai US$90,57 per ton. Harga tersebut turun tipis 1,34% dari HBA Februari 2019 senilai US$91,8 per penurunan tersebut tidak signifikan, sejak September 2018, HBA terus terkikis dan belum pernah mencetak kenaikan bulanan. Terakhir kali HBA mencetak kenaikan bulanan pada Agustus 2018 ketika bertengger di level US$107,83 per yang terus turun tersebut membuat HBA dalam tiga bulan pertama di 2019 masih jauh dari rata-rata HBA sepanjang tahun lalu yang mencapai US$98,96 per ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini batubara Editor Mia Chitra Dinisari Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam

berat jenis batubara kalori rendah